Ikhtisar
- Kamu bisa menanyakan hal-hal seputar kesempatan pengembangan karier, kesempatan menyampaikan pendapat dengan mudah, pandangan karyawan tentang kultur perusahaan, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, hingga hubungan dengan karyawan lain.
Menurut sebuah survei, 51 persen karyawan di Amerika memiliki tingkat engagement yang rendah terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Ini angka yang cukup besar dan mengkhawatirkan. Pasalnya, engagement berpengaruh besar terhadap kebahagiaan karyawan, dan kebahagiaan karyawan berpengaruh besar pula terhadap kinerja.
Engagement karyawan yang rendah bisa menyebabkan kerugian industri hingga miliaran dolar tiap tahunnya. Karena itu menjaga agar karyawan puas dan bahagia sangat penting untuk dilakukan. Langkah pertama yang bisa kamu lakukan untuk mencapai hal itu adalah memahami apa yang membuat karyawan tidak puas.
Cara paling gamblang untuk melakukannya adalah melalui survei kepuasan karyawan (employee engagement survey). Lewat survei, kamu bisa menganalisis kondisi perusahaan serta mengidentifikasi masalah yang ada, sehingga dapat langsung mengeksekusi solusi yang tepat sasaran. Tapi apa yang harus kamu tanyakan pada karyawan dalam survei tersebut? Delapan poin inilah jawabannya.
“Apakah kamu melihat ada kesempatan mengembangkan karier?”
Jenjang karier yang jelas dan kesempatan untuk berkembang sebagai seorang profesional adalah dua motivasi yang sangat penting dalam engagement karyawan di tempat kerja. Bila sebuah perusahaan membiarkan karyawannya stuck di posisi itu-itu saja, karyawan akan merasa tidak puas.
Ini terutama penting bagi generasi millennial. Mereka tidak akan ragu lompat ke perusahaan lain bila mereka melihat bahwa masa depan profesional mereka stagnan. Kamu perlu mengomunikasikan kesempatan berkembang ini pada para karyawan dan menjelaskan bagaimana cara mencapainya.
“Apakah kamu paham tentang visi/ misi perusahaan?”
Setiap perusahaan harus punya visi yang jelas tentang masa depan mereka. Tapi tanpa penerapan cara komunikasi yang sesuai dengan seluruh tubuh perusahaan, karyawan kamu bisa bekerja sendiri-sendiri tanpa arah.
Kejelasan adalah salah satu faktor penting kesuksesan perusahaan. Dengan menanyakan pada para karyawan apakah mereka mengerti mengapa mereka mengerjakan apa yang mereka kerjakan, kamu bisa membantu mereka tetap fokus dan termotivasi. Untuk pertanyaan ini, jangan gunakan pilihan ganda berisi “ya” dan “tidak” saja. Mintalah karyawan untuk menulis secara singkat pemahaman mereka tentang visi/ misi perusahaan.
“Apakah kamu bisa menyampaikan pendapat dengan nyaman?”
Semua karyawan ingin merasa dihargai di tempat kerja. Ini penting untuk kamu sadari dan kamu sokong. Bila karyawan merasa takut untuk menyampaikan pendapat, bisa jadi kamu melewatkan ide brilian yang sebetulnya bisa membantu pertumbuhan perusahaan. Inilah salah satu alasan mengapa banyak orang lebih suka di perusahaan kecil, tapi bukan berarti perusahaan besar tak bisa melakukannya juga.
Sama seperti kamu butuh sistem untuk menunjukkan kinerja serta evaluasi karyawan, kamu juga butuh sistem yang memudahkan karyawan untuk menyampaikan pandangan mereka tentang proses, fungsi, dan kepemimpinan perusahaan. Feedback adalah hal yang diperlukan tidak hanya oleh karyawan tapi juga oleh perusahaan.
“Bagaimana pandanganmu tentang kultur perusahaan?”
Di era modern ini, batas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan sudah semakin kabur. Menurut sebuah studi, 93 persen millennial ingin bekerja di tempat yang memungkinkan mereka untuk jadi diri sendiri. Seiring dengan semakin tingginya kompetisi akan tenaga kerja berkualitas, cara terbaik untuk menarik karyawan adalah menunjukkan pada mereka bahwa perusahaanmu memiliki kultur yang positif.
Mintalah karyawanmu untuk menyebutkan lima kata yang menurut mereka paling menggambarkan kultur perusahaan menurut mereka. Lalu bandingkan hasilnya dengan lima kata yang diberikan oleh para pimpinan. Bila tidak sesuai, saatnya kamu melakukan evaluasi.
Begitu kamu berhasil menciptakan kultur yang sehat, pamerkanlah! Bila karyawanmu bahagia, mereka cenderung akan mempromosikan perusahaanmu ke teman atau keluarga mereka. Ini disebut social recruiting, dan bermanfaat untuk menurunkan biaya perekrutan serta meningkatkan kebahagiaan karyawan lebih jauh lagi.
“Bisakah kamu menjaga keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi?”
Jam kerja yang panjang tidak selalu menghasilkan produktivitas yang tinggi. Bila kamu ingin karyawan bisa memberikan hasil maksimal, kamu juga harus memperhatikan kebutuhan pribadi mereka.
Mintalah para karyawan untuk menilai keseimbangan kehidupan mereka agar kamu paham seperti apa beban kerja yang mereka terima. Bila perusahaanmu tidak mendukung pola hidup seimbang ini, karyawan bisa kehilangan minat pada perusahaan, bahkan mengalami burnout.
“Apakah kamu memiliki hubungan yang baik dengan karyawan lain?”
Data dari Globoforce menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki lebih dari 25 orang teman di tempat kerja cenderung punya engagement lebih tinggi. Di perusahaan kecil mungkin angka ini sulit dicapai, tapi kamu tetap harus tahu pentingnya menumbuhkan lingkungan yang ramah dan kolaboratif demi produktivitas.
Rekan kerja bahkan bisa menjadi motivator terbesar dalam perusahaan. Setiap orang ingin berada dalam tim yang bisa memberi inspirasi, sehingga mereka bisa tumbuh dan merealisasikan potensi-potensi terpendam.
“Bagaimana hubunganmu dengan para manajer?”
Tidak hanya relasi antar rekan kerja yang penting, tapi juga relasi antara karyawan dan para manajer. Bila karyawan bisa mendekati dan meminta bantuan kepada manajer dengan bebas, maka mereka akan merasa lebih nyaman dan memiliki engagement lebih tinggi.
Gunakan survei kepuasan karyawan untuk memastikan bahwa para karyawan bisa berkomunikasi dengan baik dengan para manajer. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mendorong komunikasi adalah mengadakan sesi review empat mata, atau mengadakan jam “open door” di mana setiap karyawan boleh menghadap manajer untuk menyampaikan masalah apa pun.
“Apakah menurutmu perusahaan sudah transparan?”
Terakhir, faktor paling penting dalam kepuasan karyawan adalah transparansi dalam perusahaan. Cukup masuk akal, karena bila kamu tidak paham apa yang terjadi atau seperti apa masa depan yang kamu tuju, kamu tidak akan bisa merasa menjadi bagian dari perusahaan. Bila karyawan menjawab hal ini dengan negatif, kamu harus segera bertindak.
Buat pertemuan untuk menjelaskan performa perusahaan, sampaikan perubahan-perubahan yang pernah terjadi, dan pastikan kamu punya strategi komunikasi internal yang konsisten. Mungkin kamu butuh memberi pertanyaan lebih lanjut, berbagi informasi, dan memahami informasi apa yang dibutuhkan karyawan. Yang jelas, isu ini sangat serius dan tidak boleh kamu abaikan.
Kebahagiaan para karyawan punya andil besar dalam menentukan produktivitas perusahaan. Survei di atas bisa membantumu mencari tahu dan mengatasi kendala-kendala yang menghalangimu merealisasikan potensi mereka. Sering kali, kunci solusinya ada pada pendekatan komunikasi yang strategis dan beragam, serta memastikan para karyawan merasa puas, paham, serta dihargai dalam pekerjaan mereka.