Pada 13 Oktober 2017 lalu, modal ventura (venture capital) Wavemaker Partners mengumumkan telah mendapatkan dana investasi sebesar US$66 juta (sekitar Rp889 miliar) untuk diberikan pada startup di Asia Tenggara. Ini adalah dana investasi kedua yang diperoleh perusahaan investasi tersebut untuk Asia Tenggara.
Dana investasi tersebut mereka dapatkan dari Temasek Holdings, International Finance Corporation milik World Bank, investor veteran Tim Draper, serta AddVentures.
Wavemaker Partners bahkan telah memberi pendanaan lanjutan untuk beberapa portofolio mereka dengan dana investasi baru ini. Mereka ikut berpartisipasi dalam pendanaan Seri A sebesar US$10 juta (Rp135 miliar) untuk Coins, pendanaan Seri B sebesar US$5 juta (Rp68 miliar) untuk Red Dot Payment, serta pendanaan Seri B sebesar US$17 juta (Rp229,7 miliar) untuk Zilingo. Mereka bahkan menyatakan akan terlibat dalam tiga pendanaan Seri B lain sebelum akhir 2017.

Wavemaker bukan satu-satunya modal ventura yang berhasil mendapat dana investasi baru pada Oktober 2017. Vertex Ventures dan Vickers Venture Partners baru-baru ini juga telah mengumumkan dana investasi baru masing-masing sebesar US$210 juta (Rp2,8 triliun) dan US$230 juta (Rp3,1 triliun).
Kehadiran berbagai dana investasi tersebut merupakan tanda bahwa semakin banyak investor yang tertarik dengan pertumbuhan startup di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pertanyaannya, mampukah para founder startup tanah air membangun bisnis yang berkualitas sehingga layak untuk mendapatkan investasi dari mereka?