Ikhtisar
- Ada tiga hal yang kamu lakukan dalam personal branding, yaitu menulis blog, aktif menggunakan media sosial, dan menjadi pembicara di event.
- Jika kamu memiliki pendapat, bagikanlah pendapat tersebut lewat media apa pun.
- Semakin sering kamu menulis konten bermanfaat, namamu akan semakin dikenal sebagai seorang pakar di suatu bidang.
Personal branding telah menjadi salah satu alat pemasaran yang ampuh di era informasi dan media sosial sekarang ini. Meski tidak mempromosikan produk atau perusahaanmu secara langsung, kesan yang kamu timbulkan lewat personal branding bisa lebih dalam daripada marketing secara hard sell.
Memang butuh usaha ekstra, karena dalam proses pembentukan brand personal banyak hal yang harus kamu lakukan sendiri. Ketika kamu menjadikan dirimu sebagai alat marketing, kepribadian serta keahlianmu menjadi sangat penting untuk ditonjolkan, dan hal-hal seperti ini tentu tidak bisa didelegasikan.
Meski berat, personal branding merupakan strategi bisnis cerdas yang akan bermanfaat dalam jangka panjang. Dengan penerapan yang baik, brand personalmu dapat menjadi investasi berharga.
Di bawah ini saya akan mengajakmu mengupas bagaimana personal branding bekerja, cara memulainya, serta bagaimana kamu bisa mengembangkannya.
Menularkan image dari personal ke produk
Secara ringkas, ada tiga kegiatan utama yang kamu kerjakan dalam personal branding:
- Menulis blog
- Aktif menggunakan media sosial
- Menjadi pembicara di event.
Kamu boleh saja membangun brand personal dengan tujuan mendatangkan traksi bagi bisnismu. Tapi pada praktiknya, kamu harus menanamkan mindset berbagi pada sesama.
Manusia bisa lebih mudah menjalin ikatan emosi dengan sesama manusia daripada dengan benda mati. Daripada mempromosikan produkmu, jauh lebih mudah membuat dirimu sendiri berkesan di mata orang lain.
Ingat, pemilik bisnis selalu dikaitkan dengan bisnisnya, jadi bila kamu memiliki image positif di masyarakat, bisnismu pun akan tertular image positif itu. Inilah cara kerja personal branding.
Cara menumbuhkan image positif yang sangat ampuh adalah dengan membagikan ilmu atau expertise (keahlian) yang kamu miliki. Semakin sering kamu menulis konten bermanfaat, namamu akan semakin dikenal sebagai seorang pakar di suatu bidang. Kamu juga akan semakin dihormati, dikagumi, serta dipercaya di masyarakat.
Bila kamu memiliki image positif di masyarakat, bisnismu pun akan tertular image positif itu.
Tidak hanya untuk CEO
Berbicara tentang wajah perusahaan di masyarakat, mungkin bayanganmu langsung tertuju pada para bos atau CEO. Berbicara tentang GO-JEK, misalnya, tentu kita tak bisa lepas dari image sang founder, Nadiem Makariem. Tapi sebetulnya personal branding tidak harus dilakukan oleh CEO. Siapa saja di perusahaan bisa melakukannya.
Pejabat level-C memang punya banyak pengalaman dalam mendirikan perusahaan atau mengatur para bawahan. Tapi para “pekerja lapangan” pun punya ilmu praktis yang tak kalah berharga. Developer produk, misalnya, bisa berbagi tentang bagaimana mereka menangani masalah keamanan di aplikasi. Sementara seorang community manager bisa menceritakan strategi untuk mengubah komunitas menjadi konsumen.
Kamu juga tidak harus terpaku pada bisnismu saja ketika berbagi ilmu. Bila kamu memiliki minat serta keahlian di bidang yang tak berhubungan, jangan ragu untuk membuat konten di bidang tersebut. Diversifikasi konten seperti ini justru bisa membantumu menjangkau audiens yang biasanya tidak bisa kamu dapatkan.
Kisah sukses personal branding
Contoh personal branding yang sukses misalnya Leo Widrich, Co-Founder platform manajemen media sosial Buffer. Di awal pendirian perusahaan, Leo sempat kesulitan mendapatkan traksi.
Ia kemudian mulai berbagi keahlian seputar life hacking, produktivitas, serta marketing lewat tulisan-tulisan. Ia menulis di mana saja, mulai blog pribadi, blog perusahaan, hingga situs-situs luar.
Leo tidak hanya menulis tentang aplikasi Buffer, tapi juga tentang bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengannya. Hasilnya, nama Leo dikenal sebagai pakar di bidang tersebut. Ini mendatangkan banyak kesempatan untuk tampil di media, dan sekarang Leo telah menjadi figur populer yang tulisannya selalu dibagikan puluhan ribu kali. Popularitas serta reputasi Buffer pun ikut terdongkrak.
Dari Leo kita bisa belajar bahwa langkah awal pembentukan brand personal sebetulnya tidak sulit. Yang harus kamu lakukan adalah memiliki pendapat dan membagikan pendapat tersebut lewat media apa pun. Setelah membangun fondasi, berikutnya kamu bisa memperkuat brand personal itu agar lebih kuat dan relevan dengan bisnismu.
Cara membangun brand personal
Bagaimana, apakah kamu berminat melakukan personal branding sebagai alat pemasaran? Bila ya, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
- Tanyakan pada diri sendiri, “Apa bidang yang menjadi keahlian saya?” Cari tahu apa kelebihanmu, apa keunikanmu dibanding pelaku industri lain, dan apa ilmu yang bisa kamu bagikan.
- Definisikan audiens target dan jalur apa yang akan kamu gunakan untuk menjangkau mereka. Audiens target ini penting, karena akan menentukan gaya penyampaian konten serta bentuk media yang paling efektif.
- Buat situs web personal yang baik dan lakukan optimalisasi SEO. Situs personal sangat bermanfaat, terutama untuk menjelaskan siapa dirimu, apa keahlianmu, serta meletakkan tautan menuju halaman media sosial atau kontak lainnya.
- Gunakan alat-alat analitik, termasuk alat pencari keyword (misalnya Google Trends) untuk mencari tahu apa isu yang sedang populer. Dengan membangun konten seputar masalah populer, kamu bisa mendatangkan lebih banyak traffic.
- Buat image media sosial yang kuat dan konsisten. Bila kamu ingin tampil profesional, fokuslah di LinkedIn dan Quora. Untuk lebih kasual, kamu bisa aktif di YouTube, Facebook, atau Reddit. Jangan lupa, selalu gunakan gambar/ video berkualitas tinggi.
- Ciptakan konten! Buat tulisan dan video yang bagus dan bermanfaat, kemudian promosikan konten tersebut lewat berbagai jalur. Terbitkan konten secara reguler, dan pastikan image yang kamu tampilkan tetap konsisten.
- Jalin kerja sama dengan profesional lainnya. Misalnya dengan menerima tulisan dari luar, melakukan repost, dan promosi silang. Bila kamu rajin mempromosikan brand orang lain, mereka juga akan senang mempromosikan brand milikmu!
- Sumber: Google Primer